Inflection dan Suppletion dalam Morphology
Berikut penjelasan tentang Inflection dan Suppletion dalam ilmu Morphology.
INFLECTION
Fungsi dari sebuah kata didasarkan pada susunannya dalam kalimat. Susunan ini kemudian mempengaruhi pola kata dalam kalimat itu sendiri. Kata-kata yang mengalami affiksasi menunjukkan fungsi serta kelas kata (part of speech). Inflectional menunjukkan variasi struktur kata yang tidak mempengaruhi kelas kata, akan tetapi karena kebutuhan struktur kalimat, maka kata tersebut berprilaku menyesuaikan dengan syarat tersebut. Gagasan tersebut dapat dicontohkan pada kalimat berikut:
- The clown entertains
the children impressively.
- The clown is entertaining
the children impressively.
- The entertainment
is particularly impressive.
Kata entertains pada kalimat a mengalami afiksasi (-s), sebagaimana juga pada kalimat b (-ing). Kalimat a dan b memiliki pola kalimat yang sama dimana perubahan kata yang mengalami afiksasi tersebut tidak mempengaruhi kelas kata. Kata entertain (kata dasar dari kata entertains dan entertaining) merupakan kata kerja (verb). Yang perlu digarisbawahi kenapa kedua kata tersebut berprilaku tertentu adalah karena kebutuhan struktur kalimat semata.
Kata entertains pada kalimat a mengalami afiksasi (-s) karena tense dalam kalimat tersebut adalah present tense. Pada kalimat dengan tense tersebut meminta kata kerjanya dalam bentuk kata kerja pertama. Karena subjek dalam kalimat tersebut adalah tunggal (singular), maka kata kerjanya, dalam present tense, ditambah –s/-es. Kata The clown sebagai subjek dalam kalimat tersebut setara dengan it (personal pronoun). Dengan demikian kata kerjanya (entertain) ditambahin –s.
Begitu pula dengan pola kata entertaining dalam pada kalimat b. kata tersebut mengalami imbuhan –ing karena secara tense, kalimat tersebut adalah present continuous tense. Pola kalimat dalam tense tersebut adalah dengan cara menambahkan imbuhan –ing pada kata kerja utamanya (main verb). Dengan demikian, kata kerja utamanya (entertain) menjadi entertaining.
Pola perubahan setelah mengalami imbuhan (-s dan –ing) tidak mempengaruhi pada kelas kata. Dengan kata lain, baik entertain dengan imbuhan –s maupun entertain dengan imbuhan –ing masih memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai kata kerja (verb). Kondisi ini kita sebut sebagai grammatically conditioned variants. Kedua kata tersebut berprilaku demikian karena kesesuain antara subjek dan kata kerja dalam kalimat. Istilah yang menunjukkan hal tersebut adalah subject-verb agreement.
Jika kita bandingkan dengan kalimat c, maka proses afiksasi (-ment) memiliki dampak pada kelas kata. Meskipun sama-sama proses penyesuaian dengan struktur dalam kalimat, kelas kata (entertain-ment) mengalami perubahan, yaitu menjadi kata benda (noun). Poin inilah yang membedakan proses afiksasi dari suatu kata apakah status kata mengalami perubahan pada tataran kelas katanya (parts of speech) atau tidak. Istilah inflectional merujuk pada proses afiksasi dari suatu kata tapi proses tersebut tidak merubah jenis kata. Semata-mata kebutuhan grammar, kata tersebut kemudian mengalami penyesuaian.
Kalimat berikut (d) merupakan penjabaran dari kalimat a:
- The clowns entertain the children impressively.
Saya dengan sengaja mencetak tebal pada kedua kata dalam kalimat di atas untuk membedakan bagaimana kalimat a dan kalimat d sebenarnya sama tapi juga berbeda. Kalimat a dan d memiliki kesamaan dalam hal tense, yaitu simple present tense. Hal ini dapat ditunjukkan dengan penggunaan kata kerja utamanya yang berbentuk simple verb (verb 1). Namun, kata kerja pada kalimat d (entertain) tidak memiliki imbuhan –s. disinilah letak perbedaannya.
Jika pada penjesalasan sebelumnya menunjukkan adanya proses infleksi (inflectional) pada kata kerja utamanya, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana dengan kata kerja utama pada kalimat d yang tidak mengalami proses afiksasi (unaffixed form). Apakah kata tersebut masih memiliki status yang sama dengan kedua kata kerja utama pada kalimat a dan b yang mengalami proses afiksasi. Kita perlu istilah lain untuk menunjukkan fenomena linguistik pada kata tersebut: lexeme.
Lexeme merupakan perpanjangan dari istilah word dalam Morphology. Istilah ini digunakan semata-mata untuk menggambarkan kata yang tidak mengalami proses afiksasi, baik karena kebutuhan struktur dalam kalimat (grammar) atau distribusi makna, sebagaimana yang terjadi pada contoh kalimat a dan b. selain itu, istilah ini muncul sebagai bagian dari respon dari pertanyaan tentang kenapa kata (dalam konteks ini) entertain dalam kalimat d tidak mengalami affiksasi apa-apa, sebagaimana yang terjadi pada kalimat a dan b.
Namun demikian, kita mengenal istilah word form atau grammatical word dalam Bahasa Inggris. Istilah tersebut menunjukkan adanya konsistensi bentuk dan inkonsistensi makna kata. Dengan demikian, kata tersebut memiliki fungsi yang berbeda secara kontekstual. Hal ini dapat dicontohkan pada kalimat berikut ini:
- I am well.
- I thought I did my final exam well.
- I have a well
before my house.
Terdapat persamaan kata pada kalimat yang berbeda di atas. Secara lebih spesifik, ketiga kalimat tersebut di atas sama-sama menggunakan kata well. Meskipun demikian, kita dapat memahami bahwa kata tersebut memiliki fungsi dan makna yang berbeda. Kita bisa analisis dari fungsi kata dari masing-masing kalimat tersebut. Kata well pada kalimat e mengindikasikan kata sifat (adjective) yang berarti (dalam keadaan) baik. Sementara kata well pada kalimat f menunjukkan kata keterangan (adverb) yang berarti dengan baik. Dan kata well pada kalimat g merupakan kata benda (noun) yang berarti sumur.
Perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada tataran makna semata (meaning distribution). Akan tetapi, proses tersebut meliputi perubahan kelas kata semata (part of speech). Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa perubahan kelas kata tersebut tidak ditandai dengan adanya perubahan bentuk, misalnya proses affiksasi. Kita kemudian tahu bahwa jenis kata tersebut berbeda ketika kita analisis dari struktur sintaksisnya. Misalnya kata copy pada contoh di bawah ini:
- I copy
the materials from the classmate.
- My copy of the materials is missing.
Kata
copy pada kalimat h menunjukkan kata
kerja (verb). Hal itu dapat diketahui dari fungsi kata tersebut dalam kalimat,
jatuh setelah subjek. Sementara pada kalimat i, kita juga dapat memahami bahwa
kata copy berfungsi sebagai kata
benda atau subjek. Hal ini ditunjukkan dengan posisi kata tersebut yang
mengikuti possessive pronouns (my).
Kata yang mengikuti kata posessif tersebut adalah kata benda. Oleh karena itu,
kedua kata tersebut memiliki bentuk yang sama, tapi memiliki kelas kata yang
berbeda. Secara lebih detail bagaimana perubahan kelas kata, akan dibahas pada
bagian berikutnya.
Tanpa harus dijelaskan fungsi kata pada setiap kalimat yang berbeda, kita mengetahui bahwa kata tersebut memiliki fungsi dan makna yang berbeda, sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Istilah word form atau grammatical word erat kaitannya dengan penggunaan kata yang memiliki spelling dan pengucapan yang sama, tetapi memiliki arti dan bentuk yang berbeda.
SUPPLETION
Kita sudah membahas fungsi dan makna kata berdasarkan struktur kalimat. Perubahan bentuk yang dipengaruhi oleh proses affikasi mempengaruhi pada pola-pola kata yang kemudian menyesuaikan dengan fungsi dan maknanya secara kontekstual. Perubahan-perubahan bentuk khususnya yang dipengaruhi oleh tenses tidak selalu menunjukkan indikator yang sama. Misalnya kata entertain dalam kalimat present tense menjadi kata entertained dalam bentuk past tense nya. kata tersebut memiliki imbuhan –ed dari kata dasarnya. Atau kata tersebut mengalami imbuhan –ing dalam bentuk present continousnya. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa ada kata-kata yang karena kebutuhan grammar tadi itu mengalami perubahan bentuk, tidak mengalami proses affiksasi.
Definisi
perubahan bentuk disini adalah bahwa kata tersebut tidak memiliki imbuhan –ed
pada bentuk past tense atau past participlenya. Berikut contohnya:
- Go, went, gone
- Drink, drunk, drank
- Sing, sung, sang
Dari contoh di atas (a, b, dan c), kita sama-sama tahu bahwa ketiga contoh tersebut tidak mengalami proses affiksasi pada bentuk past tense maupun bentuk past participlenya. Contoh a menunjukkan adanya perubahan secara total untuk bentu past tense dan past participlenya. Dalam konteks ini, pola tersebut kita sebut full suppletion. Sementara pada contoh b dan c, hanya beberapa unsur dari sillabel saja yang mengalami perubahan. Oleh karena itu, fenomena tersebut kita sebut sebagai partial suppletion.
Bentuk Kata Ganti dan Determiner (forms of Pronouns and Determiner
Kalimat
a, b, c, d, e, f, dan g merupakan contoh bagaimana kata-kata dapat
bertransformasi dalam bentuk atau fungsi karena kebutuhan sintaksis. Namun ada
beberapa kata yang rupanya tidak bisa mengalami proses afiksasi. Kata-kata yang
bisa mendapatkan imbuhan disebut dengan open class. Istilah ini merujuk pada
kata utama: kata benda (noun), kata kerja (verb), kata sifat (adjectives), dan
kata keterangan (adverb). Kelas kata tersebut disa diimbuhi. Namun demikian,
pronouns (kata kerja ganti) seperti, I, you, we, they, dan he tidak bisa
memiliki bentuk baru akibat proses affiksasi. Begitu pula dengan preposisi,
seperti in, at, dan without. Tapi ada beberapa determiner yang bisa mengalami
perubahan: a, an, the menjadi some, that menjadi those, dan this menjadi these.
Comments
Post a Comment