Mohammad Halili

Siap ngampus Tapi mendung menumbuhkan keraguan Adakah rintik-rintik hujan akan segera turun? Jika niat ini cair dengan gerimis itu,  Besok awan itu mungkin kembali datang Kapan kiranya gumpalan mendung itu menguatkan ayunan langkah kaki  untuk tiba di sebuah pojok perpustakaan lantai 1 Yang di situ aku duduk dan menikmati warna langit yang berubah-ubah Di pojok itu Halaman-halaman buku yang tergeletak di meja tak lagi terpasang kalimat-kalimat Deretannya sudah tak terbaca  Bukan lagi susunan kata-kata Di halaman itu hanya terlihat dua sosok kecil dan bidaddariku Sosok-sosok kecil itu menggambar tank, bis, laut, dan gunung di atas lantai Dan berbicara bersama arah pensil warna yang terus bergerak  Ditemani senyum bidaddariku yang seolah-olah mengatakan "Betapa hebatnya kau, nak!" Aku kembali menatap ke luar jendela Mendung masih menggantung Bumi menanti matahari  Aku turun, pasang sepatu, buka pintu, dan melangkah Menjalani hari ini

The language we use in our daily basis is rooted from the accumulated knowledge from many resources: parents or caregivers, neighborhood, and schools. The notion of linguistic repertoire can be understood as a way we communicate or what language we use for purposes. It should be noted that this linguistic competence and performance grow is not in a rigid way. One knowledge of language could connect to both within and across languages. Therefore, it is essential to comprehend how linguistic repertoire develops and how we should deal with the bilingualism or multilingualism issues.  The parents' language influences the language input of the children. Parents who are using French or Italian, Indonesian, any languages, will allow children to imitate the language. Especially in early age exposure, the children not only acquire the internal aspects of the language, such as phonological, morphological, syntactical, but also beyond the grammatical rules of the language, such as the appropr...